Perkembangan bilogis atau fisik manusia
berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia. Proses evolusi
biologis merupakan proses perubahan secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
lama yang berkaitan dengan sikap tubuh dan cara bergerak, perubahan fungsi
bagian tertentu tubuh manusia, perubahan bentuk dan volume kepala, perkembangan
fungsi alat indera terutama hidung dan mata.
1. Faktor
Hereditas ( keturunan/pembawaan)
Faktor hereditas merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas
diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi ( pembuahan ovum oleh sperma ) sebagai pewarisan
dari pihak orang tua melalui gen – gen.
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas
tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific
genen. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang
tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai
ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.
Warisan atau turunan tersebut yang terpenting, antara
lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat,
dan penyakit.
Mengetahui sifat atau watak anak mendalam, akan membantu guru
untuk mendidiknya. Misalnya,anak yang penakut perlu dibangkitkan semangatnya
agar menjadi berani mengemukakan pendapatnya. Demikian pula dengan anak yang
merasa minder, perlu dibangkitkan rasa harga dirinya agar jiwanya tidak
semakin tertekan.
Intelegensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan
penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang bersifat umum
tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti: abstrak, berpikir
mekanis, matematis, memahami, mengingat, berbahasa dan sebagainya.
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara
berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus itu biasanya
berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus
(bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olahraga, matematika, bahasa, ekonomi,
teknik, keguruan, social, agama, dan sebagainya. Seseorang umumnya memiliki
bakat tertentu yang terdiri dari satu atau lebih kemampuan khusus yang menonjol
dari bidang lainnya. Tetapi ada juga yang tidak memiliki bakat sama sekali,
artinya dalam semua bidang ilmu dan keterampilan dia lemah atau sedang. Ada
pula sebagian orang memiliki bakat serba ada, artinya hampir semua bidang ilmu
dan ketrampilan, dia mampu dan menonjil. Orang seperti itu tergolong istimewa
dan sanggup hidup di mana saja.
Bakat sebagaimana halnya dengan intelegensi merupakan
warisan dari orang tua, nenek, kakek dari pihak ibu dan bapak. Warisan dapat
dipupuk dan dikembangkan dengan bermacam cara terutama dengan pelatihan dan
didukung dana yang memadai. Seseorang yang memiliki bakat tertentu sejak
kecilnya, namun tidak memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya sebab tidak
memiliki dana untuk latihan, maka bakatnya tidak dapat berkembang. Hal seperti
ini dikatakan bakat terpendam.
2. Faktor
Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah
tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan
keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan
lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
Peranan Hereditas dan
Lingkungan
Antara
hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi. Setiap faktor hereditas
beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan
yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi, hubungan antara hereditas dan
lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution.
Menurut pandangan ini, hereditas dan lingkungan sama-sama menyumbang bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan bahkan juga tingkah laku individu
secara jointly (bersama-sama). Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan
kondisi kesehatan jasmani dan rohani anak
Sumber:
Ali Mohammad, dkk. 2008. Psikologi
Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara
Sumarto. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
Asdi Mahasatya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar