Pagi yang cerah untuk jiwa yang
semangat. Spektrum cahaya sang surya pun terdispersi – berhamburan
dilangit yang ditinggikan dengan tiang-tiang abstrak tak terdeteksi
indera penglihatan. Sapuan kuas Sang Kuasa memberi warna dari biru,
jingga hingga merah muda. Ya ! inilah salah satu ke-Agungan Tuhan Sang
Pencipta.
Lalu bagaimana kita sebagai manusia yang juga
ciptaan-Nya, makhluk ciptaannya yang paling sempurna, diberi akal untuk
berpikir. Sudahkah kita menggunakannya sesuai dengan semestinya?
Bagaimana caranya? Seperti apabentuk nyatanya?
Ya, meskipun aku bukan “someone” yang
memiliki sejuta kemampuan, tapi kuingin berbagi sedikit untukmu kawan,
teman dalam persaudaraan. Aku mencobameyakinkan diriku sendiri untuk
memanfaatkan hidup ini, guna menunjukan rasasyukurku terhadap
Tuhanku-Allah SWT dengan bergabung di Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Mulanya, aku bergabung dengan niatan sederhana, hanya untuk mendapatilmu
untuk diriku sendiri. Khususnya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan jiwa
(rukhiyah) agar lebih bisa mengenal Sang Ilahi.
Sentra
Kegiatan Islam(SKI), inilah LDK yang ku ikuti di tingkat
fakultas—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebagai insan yang sudah
mengikrarkan diri bergabung di SKI, akupun harus memperhatikan
kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang seharusnya kupenuhi dan ku peroleh.
Salah satunya adalah kewajiban mengikuti kajian-kajian yang diadakan
oleh SKI. Dalam salah satu kajian yang pernah ku ikuti, ada sebuah
kalimat yang mengusik batinku. Pembicara dalam kajian itu
mengatakan bahwa “sebagai orang yang bergabung di LDK, kalian harus bisa menyampaikan ilmu yang telah dimiliki ke orang lain agar bermanfaat.”
Ku
resapi kalimat itubaik-baik, memang benar demikianlah yang semestinya
kulakukan. Tetapi dalam praktiknya sungguhlah sangat susah bagiku. Ilmu
yang kumiliki masih begitu-begitu saja,lalu apa yang mau kusampaikan ke
orang lain? Namun kembali kuingat bahwa Allah menciptakan manusia
dikaruniai akal untuk berpikir – suatu pencerahan baru bagiku.
Mungkin
disini berlakujuga hukum 1 Newton. Aku harus berhenti bermalas-malasan.
Hal yang menurutku“susah dilakukan” karena hal itu berarti aku harus
mengubah kebiasaan-kebiasaanburuk di masa yang telah lalu. Kemalasan
akan cenderung membuatku mandeg dan membuat hidupku sia-sia.
Sehingga aku pun harus menyemangati diriku,yang kuyakini memiliki
potensi ku kembangkan untuk kebaikan di jalan Allah–jalan dakwah ini.
Seiring
berjalannya waktu, sungguh kurasakan ikatan persaudaraan yang erat,
tanpa pamrih, begitu suci dan ikhlas, bukan saudara karena hubungan
darah, tetapi persaudaraan darihati –penciptaan awal yang masih suci.
Persaudaraan yang terbina tak mengenal strata ataupun kasta, tak ada
senior maupun junior. Saling berbagi dalam kasih, setiap kata terucap
dari hati bukan karena emosi.“SKI bukanlah tempat untuk orang-orang yang telah baik, tetapi tempat untukmereka yang ingin menjadi lebih baik”,
itulah kata yang selalu terngiangdalam pikiranku. Aku sepakat dengan
pernyataan tersebut. Seperti diriku sendiri, yang mungkin bukanlah orang
baik tetapi selalu berupaya menjadi pribadi yang lebih baik.
Satu
periode kepengurusan telah berlalu, karena kehendak-Nya aku pun masih
berkesempatan berada di jalan yang mulia ini. Berada di tengah-tengah
kumpulan pemuda dan pemudi yang memperjuangkan dakwah Islam merupakan hal
yang mengesankan. Aku memiliki kakak yang berperan sebagai qiyadah sekaligus adik yang berposisi sebagai jundiyah, berada
di pertengahan. Ini menjadi hal yang mudah sekaligus susah. Mudah
karena bisa dekat dengan keduanya, baik secara lahir maupun batin. Susah
karena harus bisa memberikan teladan dan pemahaman kepada jundiyah, sekaligus harus bisa menyempaikan pesan-pesan yang dimaksudkan oleh qiyadah.
Dengan
menjalani semua ini hidupku menjadi lebih bermakna. Memperoleh ilmu dan
menyampaikannya pada yang lain, bukankah itu menyenangkan? Bukankah itu
begitu indah? Rasa lelah akan tertebus dengan senyum bahagia setelah
kerja keras dan perjuangan yang kita lakukan. Bukankah tak kan ada
yang sia-sia jika semua ini dilakukan untuk-Nya. Untuk Pencipta Yang Maha
Esa, Yang Maha Sempurna.
Untukku Untukmu
Pemilik s’mangat menggebu
Dirantai iman pengikat kalbu
Langkahkan kaki janganlah ragu
Tuk dakwah di jalan Sang Penciptamu
Hamburkan cinta di tiap langkah
Sambut seruan gempita dakwah
Biaskan pelangi sambut harapan
Karena…
Langkah Kami Langkah Perbaikan
Oleh : Suryani Jati R./Koordinator Dept. Pengembangan Potensi Muslimah SKI FKIP UNS 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar