Senin, 28 Desember 2015

Hamburan Cinta dalam Spektrum Dakwah

Pagi yang cerah untuk jiwa yang semangat. Spektrum cahaya sang surya pun terdispersi – berhamburan dilangit yang ditinggikan dengan tiang-tiang abstrak tak terdeteksi indera penglihatan. Sapuan kuas Sang Kuasa memberi warna dari biru, jingga hingga merah muda. Ya ! inilah salah satu ke-Agungan Tuhan Sang Pencipta.

Lalu bagaimana kita sebagai manusia yang juga ciptaan-Nya, makhluk ciptaannya yang paling sempurna, diberi akal untuk berpikir. Sudahkah kita menggunakannya sesuai dengan  semestinya? Bagaimana caranya? Seperti apabentuk nyatanya?

Ya, meskipun aku   bukan “someone” yang memiliki sejuta kemampuan,  tapi kuingin berbagi sedikit untukmu kawan, teman dalam persaudaraan. Aku mencobameyakinkan diriku sendiri untuk memanfaatkan hidup ini, guna menunjukan rasasyukurku terhadap Tuhanku-Allah SWT dengan bergabung di Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Mulanya, aku bergabung dengan niatan sederhana, hanya untuk mendapatilmu untuk diriku sendiri. Khususnya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan jiwa (rukhiyah) agar lebih bisa mengenal Sang Ilahi.

Sentra Kegiatan Islam(SKI), inilah LDK yang ku ikuti di tingkat fakultas—Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Sebagai insan yang sudah mengikrarkan diri bergabung di SKI, akupun harus memperhatikan kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang seharusnya kupenuhi dan ku peroleh. Salah satunya adalah kewajiban mengikuti kajian-kajian yang diadakan oleh SKI. Dalam salah satu kajian yang pernah ku ikuti, ada sebuah kalimat yang mengusik batinku. Pembicara dalam kajian itu mengatakan bahwa “sebagai orang yang bergabung di LDK, kalian harus bisa menyampaikan ilmu yang telah dimiliki ke orang lain agar bermanfaat.”

Ku resapi kalimat itubaik-baik, memang benar demikianlah yang semestinya kulakukan. Tetapi dalam praktiknya sungguhlah sangat susah bagiku. Ilmu yang kumiliki masih begitu-begitu saja,lalu apa yang mau kusampaikan ke orang lain? Namun kembali kuingat bahwa Allah menciptakan manusia dikaruniai akal untuk berpikir – suatu pencerahan baru bagiku. 

Mungkin disini berlakujuga hukum 1 Newton. Aku harus berhenti bermalas-malasan. Hal yang menurutku“susah dilakukan” karena hal itu berarti aku harus mengubah kebiasaan-kebiasaanburuk di masa yang telah lalu. Kemalasan akan cenderung membuatku mandeg dan membuat hidupku sia-sia.  Sehingga aku pun harus menyemangati diriku,yang kuyakini memiliki potensi ku kembangkan untuk kebaikan di jalan Allah–jalan dakwah ini.

Seiring berjalannya waktu, sungguh kurasakan ikatan persaudaraan yang erat, tanpa pamrih, begitu suci dan ikhlas, bukan saudara karena hubungan darah, tetapi persaudaraan darihati –penciptaan awal yang masih suci. Persaudaraan yang terbina tak mengenal strata ataupun kasta, tak ada senior maupun junior. Saling berbagi dalam kasih, setiap kata terucap dari hati bukan karena emosi.“SKI bukanlah tempat untuk orang-orang yang telah baik, tetapi tempat untukmereka yang ingin menjadi lebih baik”, itulah kata yang selalu terngiangdalam pikiranku. Aku sepakat dengan pernyataan tersebut. Seperti diriku sendiri, yang mungkin bukanlah orang baik tetapi selalu berupaya menjadi pribadi yang lebih baik.

Satu periode kepengurusan telah berlalu, karena kehendak-Nya aku pun masih berkesempatan berada di jalan yang mulia ini. Berada di tengah-tengah kumpulan pemuda dan pemudi yang memperjuangkan dakwah Islam merupakan hal yang mengesankan. Aku memiliki kakak yang berperan sebagai qiyadah sekaligus adik yang berposisi sebagai jundiyah, berada di pertengahan. Ini menjadi hal yang mudah sekaligus susah. Mudah karena bisa dekat dengan keduanya, baik secara lahir maupun batin. Susah karena harus bisa memberikan teladan dan pemahaman kepada jundiyah, sekaligus harus bisa menyempaikan pesan-pesan yang dimaksudkan oleh qiyadah.

Dengan menjalani semua ini hidupku menjadi lebih bermakna. Memperoleh ilmu dan menyampaikannya pada yang lain, bukankah  itu menyenangkan? Bukankah itu begitu indah? Rasa lelah akan tertebus dengan senyum bahagia setelah kerja keras dan perjuangan yang kita lakukan. Bukankah tak kan ada yang sia-sia jika semua ini dilakukan untuk-Nya. Untuk Pencipta Yang Maha Esa, Yang Maha Sempurna.


Untukku Untukmu 
Pemilik s’mangat menggebu
Dirantai iman pengikat kalbu
Langkahkan kaki janganlah ragu
Tuk dakwah di jalan Sang Penciptamu

Hamburkan cinta di tiap langkah
Sambut seruan gempita dakwah
Biaskan pelangi sambut harapan
Karena…
Langkah Kami Langkah Perbaikan

Oleh : Suryani Jati R./Koordinator Dept. Pengembangan Potensi Muslimah SKI FKIP UNS 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Ajar Fisika Kurikulum Merdeka