Menurut Trianto (2013: 53), model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Arends (1997) dalam Jamil
Suprihatiningrum (2013: 143) menyatakan the
term teaching model refers to particular approach to instruction that includes
its goals, syntax, environment, and management system. Pendapat tersebut
dapat diartikan istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan dan system
pengelolaannya.
Qoyce (1992) mendefinisikan model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud disini termasuk penggunaan
media pembelajaran secara umum, seperti buku-buku, film, computer, kurikulum
dan lain-lain (Suyadi, 2013: 14).
Menurut Thomas (2000: 1) dalam jurnal A Review of Research on Project-Based Learning menyatakan Project-based
learning is a model that organizes learning around projects. Pendapat
tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model
pembelajaran yang melaksanakan pembelajaran dengan proyek. Disisi lain, Abdul
Majid (2011: 207) berpendapat bahwa yang dimaksud proyek adalah tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga
penyajian data.
Warsono dan Hariyanto (2012: 153) mendefinisikan secara
sederhana pembelajaran berbasis proyek sebagai
suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah
kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek sekolah.
Sementara itu Bransfor dan Stein (1993) mendefinisikan pembelajaran berbasis
proyek sebagai pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa
dalam kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.
Hal
itu senada dengan pendapat Utomo Dananjaya (2013: 101) dimana dalam pembelajaran
berbasis proyek, siswa melaksanakan tugas melalui serangkaian aktivitas.
Aktivitas pertama adalah mengamati dengan meghitung, mengukur, menimbang,
mengklasifikasi, mencari hubungan dengan ruang dan waktu. Kedua, membuat
hipotesisi atau prediksi. Ketiga, merencnakan penerapan kgiatan seperti
kegiatan penelitian dan eksperimen (mengendalikan variabel). Keempat,
menginterretasi kejadin-kejadian dalam kegiatan dan menganalisisnya. Kelima,
menyusun kesimpulan dengan mendeskripsikan hasil atau memecahkan masalah yang
ada. Keenam, mengomunikasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar