Minggu, 14 Mei 2017

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Hydropower

Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Tenaga air dapat dimanfaatkan sebagai sumber dari pembangkit listrik,  atau dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA merupakan pembangkit listrik berskala besar guna menghasilkan daya yang besar. Dengan skala yang besar bangunan PLTA pun membutuhkan lahan yang luas guna menampung air dengan skala besar. Salah satu pembangkit listrik bertenaga air dengan skala kecil adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) merupakan suatu pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air sungai sebagai tenaga (resources) untuk menggerakkan turbin, mengubah energi gerak air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 5-100 kW (Khairul Amri, 2009).
Sebagaimana pada PLTA, pada pembangkit listrik mikrohidro menggunakan tenaga air guna menggerakkan turbin. Turbin yang sering digunakan untuk pembangkit listrik mikrohidro adalah turbin Banki atau turbin Osberger. Turbin ini ditemukan oleh Michell-Banki, dan diproduksi secara besar oleh Osberger yang saat ini lebih dikenal dengan nama turbin crossflow. Dimana dengan turbin Banki, air akan begerak secara tegak lurus dengan poros turbin. Akan tetapi turbin Banki ini mempunyai kelemahan dimana letak turbin harus di atas muka air tertinggi dalam saluran pembuangan, sehingga perbedaan tinggi antara air yang keluar dan muka air dalam saluran tidak banyak digunakan (O.F. Patty, 1995: 139).
Di Indonesia bangunan-bangunan pembangkit listrik mikrohidro banyak menggunakan turbin Francis dan turbin Kaplan. Salah satu contohnya adalah pembangkit listrik mikrohidro di Cokro Klaten yang menggunakan turbin Kaplan. Dipilih turbin Kaplan ini karena turbin Kaplan dibuat untuk head yang rendah, dimana pada PLTMH Cokro Klaten mempunyai ketinggian jatuh airnya 2-5 meter.
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yaitu  penggunaan generator guna membangkitkan energi listrik, dimana generator pembangkit tersebut digerakkan oleh turbin air. Turbin air dapat berputar karena runner atau sudu-sudu pada turbin digerakkan oleh air yang mengalir dengan laju volume air yang dapat ditentukan.
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) menggunakan generator sinkron tiga fasa. Generator ini mempunyai kecepatan putar rotor yang sama dengan kecepatan sama dengan kecepatan medan magnet putar. Generator sinkron tiga fasa memiliki tahanan arus cukup kuat karena terdiri dari tiga lilitan yang berjarak teratur, sehingga meminimalkan heat-loss­ pada stator.

Latihan Soal Teori Kinetik Gas



Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!
1.   Sebutkan pernyataan hukum Gay Lussac yang menyatakan hubungan suhu, tekanan, dan volume gas dalam wadah tertutup!
2.   Suatu tangki berisi gas helium pada suhu 27oC memiliki volume 2 L dan tekanan 105 N/m2. Jika tekanannya dibuat menjadi 2 x 105 N/m2 pada suhu 100oC, tentukan volume gas oksigen sekarang!
3.   Sebuah wadah bervolume 3 liter berisi gas oksigen pada suhu 47oC dan tekanan 1 atm. Tentukan massa oksigen dalam tangki jika diketahui untuk oksigen Mr = 32 kg/mol!
4.   Lima liter gas ideal suhunya  127oC, mempunyai tekanan  30 N/m2. Tentukan banyaknya partikel gas tersebut!
5.   Suhu awal dari suatu gas dalam ruang tertutup adalah T. Setiap partikel bergerak secara acak dengan kelajuan 50 m/s. Tentukan kelajuan partikel-partikel gas ketika suhunya 16T !!

Soal Ujian Nasional IPA SMP

Soal-soal UN tahun-tahun sebelumnya untuk latihan

UN tahun 2012
UN tahun 2014
UCUN DKI Jakarta th 2013 paket A
UCUN DKI Jakarta th 2013 paket B

Selamat berlatih dan Semoga bermanfaat :)

Rabu, 22 Maret 2017

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL)



Menurut Trianto (2013: 53), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Arends (1997) dalam Jamil Suprihatiningrum (2013: 143) menyatakan the term teaching model refers to particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system. Pendapat tersebut dapat diartikan istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan dan system pengelolaannya.
Qoyce (1992) mendefinisikan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Pembelajaran yang dimaksud disini termasuk penggunaan media pembelajaran secara umum, seperti buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain (Suyadi, 2013: 14).
Menurut Thomas (2000: 1) dalam jurnal A Review of Research on Project-Based Learning menyatakan Project-based learning is a model that organizes learning around projects. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model pembelajaran yang melaksanakan pembelajaran dengan proyek. Disisi lain, Abdul Majid (2011: 207) berpendapat bahwa yang dimaksud proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data.
Warsono dan Hariyanto (2012: 153) mendefinisikan secara sederhana pembelajaran berbasis proyek sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan siswa, atau dengan suatu proyek sekolah. Sementara itu Bransfor dan Stein (1993) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai pendekatan pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.  
Hal itu senada dengan pendapat Utomo Dananjaya (2013: 101) dimana dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa melaksanakan tugas melalui serangkaian aktivitas. Aktivitas pertama adalah mengamati dengan meghitung, mengukur, menimbang, mengklasifikasi, mencari hubungan dengan ruang dan waktu. Kedua, membuat hipotesisi atau prediksi. Ketiga, merencnakan penerapan kgiatan seperti kegiatan penelitian dan eksperimen (mengendalikan variabel). Keempat, menginterretasi kejadin-kejadian dalam kegiatan dan menganalisisnya. Kelima, menyusun kesimpulan dengan mendeskripsikan hasil atau memecahkan masalah yang ada. Keenam, mengomunikasikannya.

Materi Ajar Fisika Kurikulum Merdeka